Bupati Malang Harapkan Terus Ada Inovasi di Bidang Pertanian, Hortikultura dan Perkebunan

KEPANJEN – Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M secara resmi membuka pelaksanaan Rapat Koordinasi Persiapan Musim Tanam Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) Oktober-Maret tahun 2020-2021, yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Jumat (18/9) pagi. Kegiatan ini digelar DTPHP Kabupaten Malang dibawah arahan Kepala DTPHP, Budiar Anwar tersebut sebagai salah satu langkah persiapan jelang memasuki musim tanam yang akan datang.

Kegiatan ini tercatat diikuti diantaranya mulai dari para Kepala UPT DTPHP, koordinator penyuluh, penyuluh, hingga mantri tani. Pasalnya, rakor ini sengaja dan perlu digelar terkait upaya koordinasi tentang rakor persiapan musim tanam yang sedianya berakhir pada bulan September ini. Sedangkan awal musim tanam yang baru itu sedianya akan dimulai saat memasuki bulan Oktober sampai Maret tahun mendatang. DTPHP menyebut karena musim penghujan akan muncul di bulan Maret. 

‘’Pemerintah Kabupaten Malang selalu konsentrasi di bidang pertanian agar mampu dan selalu berinovasi. Karena dengan inovasi, maka akan mampu merubah keadaan dan tidak monoton. Dengan demikian, sehingga diperlukan adanya inovasi demi terjadinya peningkatan berharga yang keseluruhnya untuk meningkatkan pendapatan para petani Kabupaten Malang,” jelas Abah Sanusi, sapaan akrab Bupati kala memberikan sambutan.

Karena itulah, Bupati berpesan kepada seluruh peserta rakor baik Kepala UPT DTPHP, koordinator penyuluh, penyuluh, hingga mantri tani mampu melakukan atau melahirkan inovasi pertanian di berbagai bidang. Beliau lantas mencontohkan, inovasi tanaman padi Brang Biji di Singosari yang berhasil menghasilkan bibit unggul dengan mampu 14 ton per hektar, dan tanaman jagung di Wajak yang mampu menghasilkan 15 ton per hektar. Selain itu, DTPHP juga telah berhasil mengadakan inovasi penyilangan apukat pameling yang menghasilkan buah lebih besar kurang lebih 2 kg per buahnya. 

‘’Alpukat Pameling di Lawang dan Singosari ini jika dijual di Australia sudah mencapai harga 400 ribu per kilogramnya. Selain itu, komoditas Kubis seperti yang ada di Poncokusumo sekarang juga bisa tembus ekspor ke Vietnam. Jika tidak ada inovasi, ya tetap begitu saja. Alpukat jika tidak direkayasa dan dari hasil pengembangan inovasi ya akan tetap buahnya kecil-kecil, seperti 1 kg isi 5 buah. Tentunya harus diikuti gerakan-gerakan berikutnya. Menjadikan lahannya untuk tempat pengembangan atau penemuan hal yang baru. Serta melanjutkan dengan mengedukasi ke masyarakat lainnya terkait komoditas tanaman pangan dan buah-buahan hasil dari inovasi dan pengembangan tadi,” pungkas Abah Sanusi.

Dukungan penuh juga diberikan Pemerintah Kabupaten Malang demi meningkatkan dunia pertanian, Hortikultura dan Perkebunan di Kabupaten Malang. Contohnya, di bidang tanaman pangan adanya bantuan peralatan dan jalan tani; bidang hortikultura dengan membantu cold storage; bidang perkebunan seperti bantuan bibit tanaman; dan Sarpras dengan digelar pelatihan kepada pelaku tani di beberapa macam bidang. (humas/poy)

Share this Post: