Buka Konvergensi , Wabup Malang Tekankan 5 Pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting

SINGOSARI - Wakil Bupati Malang Drs.H.Didik Gatot Subroto, S.H, M.H yang juga berperan sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Malang membuka secara resmi konvergensi percepatan penurunan stunting Kabupaten Malang di Solaris Hotel, Jum'at (25/11) pagi. Acara tersebut dihadiri para Kepala Perangkat Daerah, Direktur RSUD dan para pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Malang, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Malang, Ketua TPPS Kecamatan se- Kabupaten Malang.

Seperti yang seringkali ditekankan, bahwa upaya untuk menurunkan jumlah kasus stunting, kini telah ditetapkan sebagai salah satu program prioritas Nasional oleh Pemerintah Pusat. Komitmen tersebut salah satunya seperti tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang substansi utamanya berisi tentang Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024.

Sebagai informasi, di Kabupaten Malang sendiri, berdasarkan data Verifikasi dan Validasi tahun 2022, jumlah keluarga berisiko stunting tercatat sebanyak 48.390 keluarga, dengan kriteria yang memiliki Ibu Hamil sebanyak 8.974 keluarga, keluarga berisiko yang memiliki bayi usia bawah dua tahun (baduta) sebanyak 45.057 keluarga, dan keluarga berisiko yang tidak mempunyai sumber air minum yang layak sebanyak 5.456 keluarga, serta sebanyak 8.504 keluarga belum memiliki akses sanitasi yang layak.

"Dari jumlah data keluarga yang berisiko tersebut, yang sudah dilakukan pendampingan oleh Tim Pendamping untuk calon pengantin sebanyak 1.188 orang, ibu hamil sebanyak 21.126 orang, serta baduta sebanyak 24.556 baduta. Selanjutnya, berdasarkan data Bulan Timbang Agustus tahun 2022 Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, telah dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada Balita dengan jumlah sebanyak 147.896 balita. Dari jumlah tersebut, ditemukan balita sangat pendek dan gizi kurang sejumlah 210 balita, serta balita pendek dan gizi kurang sebanyak 690 balita," papar Wakil Bupati Malang.

Wakil Bupati Malang dalam sambutanya mengatakan, saat ini kita memiliki banyak tantangan selain stunting, semua itu bermuara kepada bagaimana cara atau pola kita untuk mendidik , membina dan mengelola keluarga masing-masing. Bicara stunting kata Wabup Malang, bagaimana juga kita bicara ekonomi, fasilitas kesehatan, pada akhirnya  nanti yang paling penting  itu bagaimana kepala keluarga mengelola keluarganya masing- masing dengan baik.

Terkait pelaksanaan kegiatan Percepatan Penurunan Stunting Konvergensi Linsek pada hari ini, Wakil Bupati Malang mengajak semua pihak yang terkait harus dapat menjadi penyemangat dan pengingat akan dua hal pokok dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting, seperti komitmen yang kuat dan kolaborasi kerja berbagai pihak. Menurutnya, permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tapi harus terintegrasi dengan program lainnya. Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya stakeholder yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas.

“Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah dan pemerintah desa, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan,” kata Wakil Bupati Malang.

Walaupun progres di setiap tahunnya selalu menunjukkan capaian yang positif, namun seluruh stakeholders hendaknya tidak pernah lengah, dan tidak pernah lelah untuk senantiasa melakukan upaya-upaya percepatan, hingga Kabupaten Malang dapat mencapai zero stunting. 

Untuk itu pada kesempatan ini, Wakil Bupati Malang yang juga berperan sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Malang berharap agar di momen ini dapat dipergunakan dengan semaksimal mungkin, dalam rangka konvergensi percepatan penurunan stunting, utamanya melalui upaya intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang berkualitas, mulai dari tingkat Kabupaten sampai Kecamatan, bahkan Desa hingga Rukun Tetangga. 

"Dimana hal ini penting untuk kita upayakan bersama, dengan kolaborasi aktif dari semua pihak, sebagaimana tujuan dari Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting. Harapannya, melalui pelaksanaan kegiatan ini, konvergensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Malang dapat kita perkuat bersama, dengan dukungan partisipasi dari seluruh pemangku kebijakan, juga melalui perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan kegiatan yang baik, guna meningkatkan jenis, cakupan, sekaligus kualitas intervensi stunting secara terpadu dan berkesinambungan," ujar Wakil Bupati Malang.

Terakhir, Wakil Bupati Malang juga mengajak seluruh lapisan masyarakat agar memaksimalkan penguatan koordinasi, demi tercapainya peningkatan kinerja penanganan stunting di Kabupaten Malang, agar dapat memenuhi target dan sasaran pelaksanaan Lima Pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yakni, Peningkatan komitmen dan visi kempimpinan, Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, Peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif, Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat dan Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi.

"Dengan mencermati beberapa hal tersebut, dan berbekal dengan formulasi kebijakan dan strategi yang tepat, serta dengan kolaborasi, kerja keras, sekaligus koordinasi yang baik dari seluruh pihak secara aktif, saya optimis nantinya upaya intervensi dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Malang dapat dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas, serta mampu menunjukkan hasil yang maksimal, sekaligus mampu mencapai sasaran atau target dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting," tutup Wakil Bupati Malang. (prokopim/dhe/ind)

Share this Post: